Laman

Sabtu, 18 Februari 2012

Sebab Pemicu Sel Kanker

"Sel kanker ada di setiap tubuh manusia," kata Ketua Perhimpunan Dokter Hermatologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia, Prof Arry Haryanto R. Hanya pada beberapa kasus karena terdapat faktor pendorong, maka sel itu semakin ganas.


Menurut Cancer Research UK, setiap sel tubuh memiliki kemampuan untuk berkembang biak dengan membelah diri hingga 50-60 kali sebelum akhirnya mati. Jika perkembangan sel tidak mengikuti mekanisme seharusnya, sel bisa membunuh diri sendiri. Namun, jika terjadi perubahan atau mutasi gen, sel akan membentuk protein tertentu yang membuatnya tidak bisa menghancurkan diri. Sel-sel yang tidak normal ini terus berkembang menjadi banyak dan besar, yang padanya akhirnya membentuk tumor. Bentuk tumor umumnya berupa benjolan yang semestinya tidak ada pada tubuh. Untuk mengetahu apakah tumor yang terbentuk bersifat ganas atau jinak, hanya bisa ditentukan di Laboratorium patalogi anatomi.

Perubahan atau mutasi gen sendiri bisa dipicu oleh beberapa hal, seperti faktor keturunan (genetik), umur, bahan kimia, virus, serta radiasi. Jika dalam 3 generasi keluarga ada yang mengidap kanker, anggota keluarga lainnya lebih besar resikonya untuk terkena kanker.

Usia menjadi faktor terbesar risiko kanker. Seiring dengan bertambahnya usia, kemungkinan kesalahan genetika semakin besar. Pada saat bersamaan, faktor pemicu kanker yang lain juga jadi lebih mudah menyerang. Kurang lebih untuk menjadi kanker, sebuah sel membutuhkan waktu antara 15-20 tahun.

Jika bicara soal faktor keturunan (genetik) serta usia, memang kita tidak bisa menggendalikannya. Tapi faktor-faktor yang lain seperti konsumsi atau paparan bahan kimia, virus, dan radiasi sangat memungkinkan kita untuk mengendalikannya. Mari kita bahas satu per satu, faktor-faktor yang masih bisa kita kendalikan ini.

Dimulai dari faktor bahan-bahan kimia. Salah satu bahan kimia yang memicu kanker ada pada asap rokok, baik di Wikipedia dan Kompas menuliskannya di urutan pertama. Rokok dihubungkan dengan banyak jenis kanker dan menjadi penyebab dari 90% kanker paru-paru. Riset selama beberapa dekade menunjukkan keterkaitan antara penggunaan tembakau terhadap kanker paru-paru, laring, bagian kepala, leher, perut, kandung kemih, ginjal, esofagus, dan pankreas. Tembakau bertanggung jawab atas satu per tiga dari seluruh kematian akibat kanker di negara-negara maju dan sekitar satu per lima di seluruh dunia. Kenaikan dalam pola merokok diikuti dengan peningkatan yang dramatis dalam tingkat kematian akibat kanker paru-paru. Asap rokok sendiri bersifat mutagen, dimana banyak mutagen adalah juga karsinogen. Tetapi, beberapa mutagen bukanlah karsinogen. Alkohol adalah contoh bahan kimia bersifat karsinogen yang bukan mutagen.

Faktor yang kedua, yaitu virus. Virus tampaknya menjadi faktor risiko kedua paling penting dalam perkembangan kanker pada manusia, yang hanya dilampaui oleh penggunaan tembakau. Virus penyebab kanker tidak bekerja seperti virus pada penyakit lain. Virus HPV yang memicu kenker serviks akan merusak sistem genetika pada sel sehingga sel tumbuh menjadi sel kanker. Faktor yang ketiga, yaitu radiasi. Radiasi pemicu kanker dapat berasal dari sinar matahari (sinar ultraviolet) ataupun radiasi nuklir baik yang bersumber dari alam maupun buatan manusia. Radiasi dari frekuensi radio tak berion dari HP dan sumber-sumber radio frekuensi yang serupa juga dianggap sebagai penyebab kanker, tetapi saat ini sangat sedikit bukti kuat yang mendukung keterkaitan ini.

Dua faktor tambahan berikut, saya dapatkan dari Wikipedia, yaitu ketidakseimbangan metabolisme (senyawa formaldehid yang disintesis di dalam tubuh, seringkali terbentuk dari lintasan metabolisme senyawa xenobiotik, dapat membentuk ikatan kovalen dengan DNA, atau mengikat pada serum albumin dan gugus valina dari hemoglobin, dan menginduksi lintasan karsinogenesis) serta ketidakseimbangan hormonal  (tingginya rasio plasma hormon TGF-β, yang merupakan regulator pada proses penyembuhan luka, akan meningkatkan produksi ROS pada fibroblas, serta diferensiasi fibroblas menuju fenotipe miofibroblas).

Dari kasus kanker usus besar yang ada di Rumah Sakit Dharmais, para penderita umumnya tidak suka makan buah dan sayuran. Mencegah sel kanker agar tidak mengganas dapat dilakukan dengan menjaga gaya hidup. Mulailah dengan makan makanan berserat (sayuran dan buah), aktif olahraga, jaga berat badan dan hindari asap rokok. Hal ini sejalan dengan penelitian di Inggris, bahwa sepertiga kasus kanker terkait dengan rokok, alkohol, pola makan, dan kelebihan berat badan. Konsumsi daging merah berlebihan serta kurangnya konsumsi sayur dan buah juga meningkatkan risiko kanker.

Daftar Pustaka :
  1. KOMPAS cetak

Tidak ada komentar: