Laman

Sabtu, 28 November 2015

Lebih Sehat dengan Memasak Sendiri di Rumah

Ternyata ada artikel kesehatan yang gw keep terus belum dipublish. Pas gw baca lagi ya masih lebih sehat makan di rumah biarpun sedikit ribet=> padahal tinggal makan doang hihi. Angka manfaat 48% umur lebih panjang, bukan angka yang kecil loh. Eh lupa itu kan cuma penelitian bukan fakta, mana tau faktanya angka itu bisa lebih tinggi lagi. Ya sudah, silahkan disimak.

KOMPAS.com - Tidak pandai memasak seharusnya bukan alasan untuk tidak menjalani pola makan yang sehat. Dengan menyiapkan makanan sendiri di rumah bukan hanya kebersihannya lebih terjaga, kita juga bisa mengatur sendiri menu yang sehat.

Kemudahan dalam menyiapkan makanan di rumah semakin terasa dengan bumbu-bumbu siap saji dan alat-alat masak yang canggih dan praktis sehingga kita tak perlu repot di dapur. Kita pun bisa dengan mudah mengintip resep-resep masakan yang tersebar di internet.

Erik Van Houten, Head of Marketing Philips Consumer Lifestyle Indonesia, mengatakan perangkat dapur inovatif saat ini memang didesain untuk memproses makanan dalam waktu singkat dengan kandungan nutrisi tetap terjaga.

"Kekuatan makanan rumahan itu ada pada penggunaan bahan-bahan alami dan segar, ritual memasak dan kebersamaan," katanya disela acara Tantangan Memasak
Dapur Inovasi Philips yang diadakan di Jakarta (15/6/15). Menurut Chef Yuda Bustara, salah satu cara untuk mengurangi segala keribetan di dapur adalah dengan menerapkan perencanaan, persiapan, dan pemrosesan dalam memasak.

"Mulai dari perencanaan menu sehari-hari, berbelanja bahan makanan, menjaga dan menyimpannya, hingga memprosesnya dengan cara terbaik agar dapat menyajikan makanan dengan gizi yang baik," kata Yuda. Dengan memasak sendiri kita juga memilih metode memasak dan mengganti bahan-bahan yang lebih sehat. Misalnya, memakai minyak yang lebih sehat untuk menumis, atau menggunakan alat masak untuk menggoreng tanpa minyak.

Berbagai penelitian mengungkap manfaat sehat dari memasak sendiri di rumah. Penelitian dari Monash University Australia tahun 2012 menyebut, orang yang memasak dan mengonsumsi makanan buatan rumah setidaknya lima kali dalam seminggu, mempunyai kesempatan 47 persen lebih banyak untuk hidup lama.

Sementara itu beberapa penelitian lain di Amerika secara konsisten menemukan bahwa kebiasaan makan di luar rumah terkait dengan obesitas dan proporsi lemak yang tinggi. Anak-anak yang sering sarapan dan makan malam di rumah bersama orangtuanya juga cenderung memiliki badan yang lebih langsing.

Manfaat lain dari makan bersama di rumah adalah hubungan yang lebih kuat antara orangtua dan anak. Selain itu, remaja yang sering makan bersama di rumah juga lebih rendah kemungkinannya menggunakan alkohol dan narkoba. Makan malam bersama keluarga bisa jadi momen yang tepat bagi orangtua dan anak untuk lebih intens berkomunikasi.

Selasa, 23 Juni 2015

Indonesia Darurat Narkoba

Barusan baca artikel di salah satu media kabar nasional terbesar di Indonesia dengan judul: "Indonesia Telah Menjadi Pasar Narkoba International" (yah kurang lebih lah ya, ga gw hafalin). Hmmm, bagaimanapun polisi dan petugas terkait yang lebih tau kondisi di lapangan dan perkembangan kasus narkoba sekarang ya. Padahal jauh sebelum gw baca artikel ini, gw dulu udah mikir Indonesia memang udah jadi pasarnya.. Umm yah mungkin yang jadi korban penggunanya lebih banyak ya sekarang.

Jadi post gw kali ini lagi pengen ngebahas heboh dampaknya (bahayanya) penemuan kasus narkoba baru2 ini, meskipun kita sendiri bukan pemakai ataupun pelaku. Gw sebagai anak muda yang sangat peduli isu2 global dibanding mengikuti mainstream anak muda zaman sekarang (sotoy), gw merasa perlu ikut menyumbang suatu pemikiran walaupun cuma ngepost di blog doang hahahaha. Gw ngerasa perlu memberikan sumbangsih untuk memerangi narkoba karena bagaimanapun kalau sudah berkembang luas penggunaannya, otomatis kehidupan normal pun terdampak, bisa jadi kita yang ga tau menahu ternyata tanpa sengaja mengkonsumsi narkoba, kayak brownies narkoba itu loh.

Gw pengen share cerita yang gw udah denger cukup lama, kalau ga salah pas gw SMP2, kira2 sembilan tahun yg lalu lah ya. Bayangin man! 9 tahun yg lalu aja gw udah denger cerita begini. Begini, gw diceritain sama seorang guru yang punya kenalan/temen, dimana temennya ini bukan pengguna atau pernah pake narkoba. Tapi suatu hari dia pergi ke club dan katanya tiba2 ada yang suntik jarum gitu ke pinggang dia pas dia lagi duduk di bar. Katanya sih kejadiannya cepet. Yah intinya karena kejadian itu, temen dia juga jadi terkontaminasi lah ya dengan narkoba. Setelah gw inget lagi sekarang, ga tau bener ga yah itu cerita hahahaha. Tapi kalau bener, dulu aja uda begitu apalagi sekarang ya, logikanya bisa makin parah.

Kalau berdasarkan kasus di atas masih lumayan sinkron, karena club sendiri juga kan identik dengan tempat ga 'bener', dari pemikiran seorang gw loh ya hhahha. Gw ga tau nih ke depannya semoga bisa diberantas semua narkoba bahkan alkohol, rokok dll dari muka bumi. Ini keinginan gw, yg kayaknya bakal dihujat habis2an sama para pengguna fanatik.

Tujuan gw ngepost cuma supaya saling waspada dengan perkembangan dunia kriminalitas jaman sekarang, yangg.. Yg gw rasa makin menjadi2 dan sukses membuat gw jadi orang yg paranoid kalau jalan sendirian di jalan yang sepi *sigh*, Kalau gini gw jadi mikir lagi memang lahir di negara yang aman apa ga juga termasuk karma kali ya.. Ntar pembahasan gw tentang karma bisa panjangg hahaha :D