Laman

Minggu, 23 November 2014

Share Mindful Articles: Hati Toleransi Adalah Hal yang Paling Indah



Kedokteran Tiongkok mengatakan, "Emosi dapat melukai badan, melukai hati." Dengan bertoleransi bukan hanya membuat diri kita semakin menarik, juga dapat membuat badan kita lebih sehat.

Kehidupan memberikan kita banyak toleransi, kalau tangan terluka bisa sembuh dengan sendirinya, kalau salah makan bisa muntah keluar, lalu mengapa kita juga tidak banyak bertoleransi kepada orang lain?

Kalau dalam kehidupan ini kita bisa menyikapi perselisihan dengan toleransi, maka tidak peduli siapapun yang bersalah, kita dapat melangkah mundur dan menjelaskan segalanya dengan tenang juga dengan cara yang bersahabat.
Seseorang yang paling mendominasi pun akan enggan untuk marah ketika ia menjumpai kata-kata dan perilaku yang penuh belas kasih. Hal ini bahkan dapat menyelesaikan perselisihan yang paling rumit sekalipun.

Hal ini sering terjadi dalam hubungan antar perseorangan, pihak yang menderita atau yang dilecehkan akan mengambil sikap, "Anda membuat saya menderita, maka saya akan membuat Anda lebih menderita lagi." Tetapi ini hanya akan meningkatkan permasalahan menjadi besar, karena keburukan dibalas dengan lebih buruk, sesuatu yang tidak dapat memecahkan pokok permasalahan. 

Ada seorang anak perempuan yang sering memiliki emosi yang meledak-ledak, bahkan anak laki-laki di sekolah juga takut pada dirinya, tetapi kemudian teman sekolah mendapatkan dia telah berubah.

Dulu, jika ia menghadapi sesuatu masalah bisa membuat emosinya meledak-ledak, sekarang malah tidak ada reaksinya. Dia tiba-tiba tidak memaki orang lagi, teman
sekolah yang sering dimaki olehnya, semua merasa tidak terbiasa, oleh karena hal ini semua orang diam-diam bertanya-tanya.

Kemudian guru kelasnya juga melihat perubahan perilakunya, lalu bertanya padanya alasan yang membuat dia berubah. Setelah menjelaskannya, gurunya menganggap proses perubahan itu akan sangat bermanfaat untuk memotivasi teman-temannya, oleh karenanya lalu mendorong dia untuk berbagi pengalaman dengan teman sekolah di depan kelas.

Di rumah, setiap hari sayalah yang bertugas membuang sampah. Ada kalanya saya terlalu pagi membawa sampah keluar rumah, karena mobil sampah belum sampai, saya malas menunggu, lalu melihat ada orang menaruh sampah di depan pintu orang lain, saya juga ikut menaruh sampah di depan pintu orang itu lalu saya tinggal pergi.

Di rumah yang dititipi sampah tersebut, yang bertanggung-jawab membuang sampah adalah dua kakak beradik. Adik
laki-laki jadi sering membantu membuangkan sampah orang lain, setelah lama akhirnya tidak tahan juga. Pada satu hari ia marah besar, "Hai, orang brengsek, berani berbuat mengapa tidak berani mengakui, kalau berani ayo tampil keluar!"

Mendengar adiknya berteriak-teriak, sang Kakak lalu keluar menghentikan dia dan berkata, "Apa yang kau ributkan, orang
lain kan bukan sengaja, daripada untuk marah-marah, waktunya bisa kau pakai untuk buang sampah saja." Setelah selesai berbicara, ia lalu mengangkat beberapa
kantong sampah berat untuk dibuang. 

Waktu itu saya perhatikan dari belakang, Kakak perempuan itu terlihat penuh
kelembutan, rasanya sungguh membuat hati terharu! "Malam itu, menjelang waktu tidur, setelah memikirkan kembali kejadian siang itu, saya merasa betapa diri ini berhati sempit, demi sedikit urusan kecil sering marah-marah besar, sama seperti adik laki-laki itu. Penampilan wajahnya mengerikan, kelihatan jelek sekali, sangat menakutkan. Lagipula, kalau terus-terusan begitu, di kemudian hari bukankah tidak ada yang mau menikah dengan saya?"

"Maka saya memutuskan, harus menjadi seperti sang kakak yang penuh toleransi, dan berhati baik itu. Di atas adalah alasan saya berubah." Setelah dia selesai bercerita, di kelas penuh dengan gemeruh tepuk-tangan.

Gw inget dulu gw juga lumayan sering merenungkan ekspresi orang, sama seperti gadis di atas gw pernah mikir aka mengamati ekspresi muka orang jutek yg memang ga enak dilihat, juga sebaliknya orang yang punya hati baik yang tercermin dari banyaknya aksi dia melakukan kebaikan biarpun hidungnya cenderung pesek besar, muka gempal dan berkulit rada hitam tapi mukanya itu sangat enak dilihat terlihat berseri-seri. Ditambah kagumnya gw dengan kegiatannya yang membantu sesama, gw terharu dan mengamati dalam muka orang itu meski hanya berupa gambar di koran. Ya ampun, itulah yang dinamakan inner beauty. Gw uda sadar cukup lama, ternyata dari muka atau ekspresi orang kita bisa tau dia orang baik atau bukan. Juga sudah cukup lama gw tersadarkan seperti gadis di cerita atas. Tapi gw lupa kalau pikiran baik itu harus terus diasah, diulang dan diingat. Terbawa arus kehidupan duniawi, dimana mungkin kita akan lebih mudah menemukan sifat2 manusia yang buruk daripada yang baik. Kalau kita tidak cepat2 menyadari bahwa itu sifat buruk, bisa2 sifat buruk itu yang akan menempel ke kita. Sampai kita sadar ternyata batin ini sudah penuh kekotoran batin, sudah banyak kesalahan yang dilakukan.

Gw sendiri sudah lumayan lama ga sentuh atau baca cerita2 spiritual yang selama ini sukses membuat hati gw teduh dan sadar kembali, persis seperti mencuci kaca yang kotor menjadi terang sehingga pandangan tentang kehidupan kembali jernih, punya pedoman untuk menjalani hidup yg makin banyak rintangan seperti saat ini.

Hari ini gw mulai lagi mencari isi perut google tentang kisah2 sang Buddha, dan ternyata dapat web/blog baru yg belum pernah gw sentuh sebelumnya. Artikel2 nya inspiratif, ada yg baru belum pernah gw baca di web lain. Ini linknya di bawah post ini, gw akan tambah lagi link laman lainnya yang pernah gw baca dulu. Kalau ada waktu, gw akan menshare / ketik sendiri cerita dari buku Buddha yang gw baca. Cerita2 itu akan saling melengkapi, menambah sumber cerita inspiratif kalian.

Kenapa gw pilih cerita Buddha sebagai salah satu artikel inspiratif? Seperti yg kita tahu, cerita kehidupan Buddha beserta makhluk2 disekelilingnya disertai konflik2 kehidupan, dimana pada akhir cerita akan ada wejangan dari Sang Buddha dengan kata2 bijak yg penuh arti, yg penuh pencerahan. Kalau ada di dunia ini, yang mempunyai guru spiritual yang bijak, harus lah bersyukur karena ada guru hidup yang dapat membimbing kita dalam menjalani kesukaran hidup. Tapi juga harus berhati2 dalam memilih guru spiritual, harus dia yg memang berada di jalan yg benar. Nanti gw share cerita ttg hal ini. Sekian.

Ini link cerita inspiratif all about Buddha, akan ditambah lagi link lain.
Terima kasih kepada mereka yang sudah berbagi dan mencerahkan kita..